Category: Uncategorized

KARYA TULISN ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAH
A. Pengertian
Karangan ilmiah ialah karangan yang mengungkapkan buah pikiran hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode dan sistematika tertentu, dan yang isi serta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
B. Ciri-ciri karangan ilmiah
(1) Logis, maksudnya semua keterangan yang diketengahkan mempunyai alasan yang dapat diterima akal;
(2) Sistematis, yaitu semua yang dipaparkan disusun dalam urutan yang berkesinambungan;
(3) Objektif atau faktual, artinya keterangan yang dikemukakan didasarkan pada apa yang benar-benar ada atau sesuai fakta;
(4) Teruji, artinya keterangan yang diberikan dapat diuji kebenarannya, dan
(5) Bahasanya bersifat lugas dan denotatif
C. Syarat karangan ilmiah
(1) Mengandung masalah serta pemecahannya;
(2) Masalah harus merangsang atau menarik perhatian pembaca;
(3) Lengkap dan tuntas, artinya membeberkan semua segi yang berkaitan dengan masalahnya; dan
(4) Disusun menurut sistem tertentu dan metode tertentu sehingga mudah dimengerti dan dipahami.
D. Jenis karangan ilmiah
(1) Laporan, bentuk karangan yang berisi rekaman kegiatan tentang suatu yang sedang dikerjakan, digarap, diteliti, atau diamati, dan mengandung saran-saran untuk dilaksanakan. Laporan disampaikan secara objektif.
(2) Makalah yang ditulis oleh siswa atau mahasiswa sehubungan dengan tugas dalam bidang studi atau mata pelajaran tertentu. Makalah dapat berupa hasil pembahasan buku atau hasil suatu pengamatan.
(3) Kertas kerja, karangan yang berisi prasaran, usulan, atau pendapat yang berkaitan yang berkaitan dengan pembahasan suatu pokok persoalan untuk dibacakan dalam rapat kerja, seminar, simposium, dsb.
(4) Skripsi, karya tulis yang diajukan untuk mencapai gelar sarjana atau sarjana muda. Skripsi ditulis berdasarkan studi pustaka atau penelitian bacaan, penyelidikan, observasi, atau penelitian lapangan sebagai prasarat akademis yang harus ditempuh, dipertahankan, dan dipertanggungjawabkan oleh penyusun dalam sidang ujian.
(5) Tesis, karya tulis yang diajukan untuk mencapai gelar pasca sarjana. Tesis mempunyai tinkat pembahasan lebih mendalam daripada skripsi. Pernyataan-pernyataan dan teori dalam tesis didukung oleh argumen yang lebih kuat jika dibandingkan dengan skripsi. Tesis ditulis dengan bimbingan seorang dosen senior yang bertanggung jawab dalam bidang ilmu tertentu.
(6) Disertasi, karangan yang diajukan untuk mencapai gelar doktor, yaitu gelar tertinggi yang diberikan oleh suatu universitas. Penulisan disertasi dibimbing promotor atau dosen bepangkat profesor, dan isinya pembahasan masalah yang lebih kompleks dan lebih mendalam daripada persoalan dalam teks.
(7) Resensi, karya tulis yang berisi hasil penimbangan, pengulasan, atau penilaian sebuah buku. Resensi disebut juga timbangan buku book review sering disampaikan kepada pembaca melalui surat kabar atau majalah. Tujuan resensi adalah memberi pertimbangan dan penilaian objektif, sehingga masyarakat mengetahui apakah buku yang ditulis tersebut patut dibaca atau tidak.
(8) Kritik, dalam bahasa Yunani kritikos berarti “hakim”. Kritik sebagai bentuk karangan berisi penilaian baik-buruknya suatu karya secara objektif. Kritik tidak hanya mencari kesalahan atau cacat suatu karya, tetapi juga menampilkan kelebihan atau keunggulan karya itu seperti adanya.
(9) Esai, semacam kritik yang lebih bersifat subjektif. Maksudnya, apa yang dikemukakan dalam esai merupakan pendapat pribadi penulisnya.

E. Syarat Karya Tulis Ilmiah
Karya ilmiah merupakan jenis karangan yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya. Suatu karangan dari hasil penelitian, pengamatan, ataupun peninjauan dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut.
1) penulisannya berdasarkan hasil penelitian;
2) pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta;
3) karangan itu mengandung masalah yang sedang dicarikan pemecahannya;
4) baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode
tertentu;
5) bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, dan cermat;
6) bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir.
Berdasarkan persyaratan tersebut, seorang penulis karangan ilmiah hendaklah memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam bidang:
1. masalah yang diteliti,
2. metode penelitian,
3. teknik penulisan karangan ilmiah,
4. penguasaan bahasa yang baik.

F. Struktur Karya Ilmiah
Struktur umum karya ilmiah mempunyai banyak variasi. Namun, secara umum karya ilmiah terdiri atas.
a) bagian pendahuluan;
b) bagian studi pustaka;
c) bagian metode, metodologi penelitan;
d) bagian pembahasan dan analisis data;
5) bagian simpulan dan saran (Sarwono 2010:17).
Secara umum, karya tulis ilmiah meliputi tiga bagian yaitu (1) bagian awal, (2) bagian isi, dan (3) bagian akhir. Bagian awal merupakan bagian depan karya tulis. Bagian awal sangat menentukan bagian selanjutnya, baik tata letak maupun penempatan kata-kata yang dipergunakan (Hasnun 2009:43).

G. Sistematika karya tulis ilmiah sebagai berikut.
PENGESAHAN/PERSETUJUAN
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL/ GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II LANDASAN TEORETIS
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan sistematika di atas dapat dijelaskan bahwa bagian awal terdiri atas (1) halaman sampul, (2) halaman judul, (3) lembar persetujuan, (4) prakata, (5) daftar isi dan (6) daftar tabel/gambar (bila ada). Halaman sampul berisi judul, kata pengantar karya tulis ilmiah secara lengkap, nama dan nomor induk siswa, nama sekolah beserta lambang pendidikan, nama kota, serta tahun pembuatan. Halaman judul isinya sama dengan halaman sampul. Halaman sampul dan halaman judul karya tulis memiliki ketentuan yang berlaku secara umum, yakni jarak judul dengan ujung kertas, baik tepi kiri, atas, kanan maupun bawah. Aturan yang paling umum adalah 4, 4, 3, 3. Artinya, margin kiri 4 cm, margin atas 4 cm, margin kanan 3 cm dan margin bawah 3 cm.
Lembar persetujuan atau pengesahan merupakan lembar khusus yang disediakan untuk guru pembimbing dan diketahui oleh kepala sekolah. Penulisan isi dalam lembar persetujuan ada yang secara simetris, semilurus atau lurus ke bawah (Mustakim dalam Hasnun 2009:47).
Prakata atau kata pengantar bukan sekadar pelengkap karya tulis ilmiah. Prakata berfungsi memberikan gambaran tentang isi karya tulis ilmiah. Materi yang ada di dalam prakata terdiri atas (1) rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, (2) isi dan tujuan karya tulis secara ringkas, (3) ucapan terima kasih kepada pihak yang memberikan bimbingan, dan (4) pengakuan terhadap kelemahan dan kekurangan karya tulis disertai permohonan saran untuk perbaikan (Hasnun 2009:51).
Bagian isi karya tulis ilmiah terdiri atas lima bab, yakni bab I Pendahuluan, Bab II Landasan Teoretis, Bab II Metode Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan dan bab IV Penutup.
Bagian pendahuluan, karya ilmiah sederhana biasanya terdiri atas (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan dan (4) manfaat. Latar belakang masalah berisi permasalahan yang melatarbelakangi topik penelitian. Latar belakang masalah mengungkapkan harapan dan kenyataan yang akan dibahas dalam penelitian disertai kemungkinan-kemungkinan solusi yang dilakukan. Rumusan masalah berisi pertanyaan yang dirumuskan secara singkat, jelas dan terarah menggunakan kalimat tanya. Tujuan penulisan berisi sasaran yang ingin dicapai. Tujuan harus sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Sedangkan manfaat, berisi sekumpulan manfaat yang dapat diambil dan memberikan keyakinan kepada pembaca bahwa penelitian yang dilakukan cukup penting dan layak untuk diketahui.
Permasalahan yang akan diteliti atau ditulis dalam pendahuluan, dirumuskan dalam kalimat tanya yang jelas. Permasalahan tersebuat selajutnya akan dijawab pada bab pembahasan masalah. Setelah rumusan masalah, dituliskan tujuan penelitian. Tujuan hendaknya sesuai dengan pokok masalah dan dideskripsikan dengan pernyataan yang jelas dan terstruktur. Demikian pula penyusunan manfaat penelitian. Manfaat penelitian disusun berdasar atas pokok masalah dan tujuan yang hendak dicapai.
Bagian studi pustaka berisi landasan teoretis yang akan digunakan untuk membahas masalah yang sedang dikaji dari sisi teori yang berlaku. Landasan teoretis berfungsi untuk menjelaskan masalah secara lebih baik, membantu mendeskripsikan masalah secara lebih mendalam dan jelas, serta menjelaskan keterkaitan antara masalah yang dikaji dengan masalah lain yang mempunyai hubungan. Landasan teori digunakan sebagai alat bantu menganalisis hasil temuan, hasil riset yang akan disajikan sehingga analisis dan interpretasi tidak menyimpang dari teori yang berlaku.
Metodologi merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian (dalam menyimpulkan data). Metodologi menyangkut berbagai hal yang diperlukan dan digunakan selama penelitian berlangsung. Hal-hal tersebut mencakupi (1) metode yang digunakan dalam penelitian; (2) sumber data; (3) cara mengambil data; (4) cara menganalisis data; dan (5) cara membuat simpulan (Jauhari 2009:34).
Metode penelitian berisi rancangan penelitian yang menyangkut cara pengambilan data. Metode penelitian karya tulis ilmiah harus sesuai dengan topik yang akan dibahas, misalnya metode deskriptif, metode komparatif dan metode pustaka. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang memberikan gambaran tentang gejala atau keadaan tertentu sesuai apa adanya. Metode komparatif digunakan jika ingin membandingkan dua sumber data yang berbeda, misalnya membandingkan mutu lulusan kelas reguler dengan kelas SBI. Metode pustaka adalah metode penelitian yang menggunakan pustaka seperti buku, majalah, hasil penelitian dan jenis sumber tulisan lainnya.
Pembahasan merupakan bagian utama karya tulis ilmiah. Bagian pembahasan berisi tulisan-tulisan yang membahas persoalan-persoalan yang diajukan pada bagian pendahuluan. Ulasan yang disampaikan dapat berupa analisis data dan kajian pustaka. Untuk membantu pembahasan, dapat disertakan gambar, grafik, maupun tabel. Sumber data untuk pembahasan dapat diperoleh dengan berbagai cara, seperti observasi lapangan, kuisioner, wawancara studi pustaka, maupun studi dokumentasi.
Bagian isi yang terakhir adalah penutup. Penutup berisi simpulan dan saran. Simpulan harus mempunyai hubungan langsung dengan masalah dan tujuan penelitian. Simpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan. Sedangkan saran, dapat bersumber pada temuan-temuan penelitian. Saran ditujukan pada seseorang, lembaga atau pihak-pihak tertentu yang terkait.
Bagian simpulan dan saran berisi jawaban masalah yang dirumuskan dalam tulisan ilmiah. Simpulan merupakan bab terakhir yang berisi jawaban-jawaban atas pertanyaan/ masalah penelitian yang diperoleh berdasarkan hasil analisis data. Bagian simpulan diikuti saran yang diturunkan dari simpulan yang dibuat.
Untuk konsumsi siswa SMP yang masih pemula, struktur karya ilmiah biasanya tidak harus selengkap yang dipersyaratkan. Sebagai pemula yang baru dikenalkan dengan karya ilmiah, yang terpenting adalah menumbuhkan minat dan memperkenalkan prinsip-prinsip berpikir ilmiah. Pada buku ajar untuk siswa SMP, dijelaskan kerangka karya tulis ilmiah minimal terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.
1. Pendahuluan, mengutarakan rumusan dan penjelasan masalah.
2. Isi, merupakan badan karangan yang disebut penguraian. Bab ini memuat segala penjelasan mengenai tiap segi secara rinci.
3. Penutup terdiri atas simpulan dan saran. Simpulan memuat hal-hal yang telah diuraikan pada bab isi dan saran berisi sesuatu yang hendak disampaikan kepada pihak-pihak tertentu berkenaan dengan materi pembahasan (Anindyarini et al 2008:171).
Bagian landasan teoretis sering ditinggalkan karena untuk karya ilmiah sederhana landasan teori menyatu dengan pembahasan atau isi. Pada karya ilmiah sederhana belum dituntut adanya kajian teori yang mendalam, demikian pula metode penelitian yang sering dijadikan satu pada bagian pendahuluan.

H. Kaidah dan Aturan Penulisan Ilmiah
Kaidah dan Aturan Umum
Dalam tulisan ilmiah, kaidah dan aturan umum mencakupi hal-hal berikut.
1) Abstrak
Bagian abstrak, berisi ringkasan tulisan keseluruhan dalam beberapa paragraf berisi temuan riset dan metode yang digunakan. Abstrak disajikan dengan bahasa yang umum agar pembaca mudah memahami masalah yang ditulis. Secara ringkas, abstrak berisi masalah, tujuan, metode, dan hasil penelitian, dengan tekanan pada hasil penelitian.
2) Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi (a) pengenalan topik bahasan dan paparan masalah, (b) harapan yang ingin dicapai dan kenyataan saat ini, (c) menuliskan maksud dan tujuan tulisan, (d) mendeskripsi terminologi yang digunakan
3) Kajian Pustaka
Kajian pustaka berisi (a) teori-teori pendukung yang melandasi masalah yang dikaji. Teori dapat berupa teori induk, teori turunan, atau teori aplikasi, (2) hasil-hasil riset sebelumnya yang sudah dilakukan oleh orang lain mengenai topik sejenis.
4) Metodologi
Metodologi berisi metode atau teknik yang digunakan dalam mengkaji masalah. Jika menggunakan metode eksperimen, perlu dibahas eksperimen-eksperimen yang digunakan.
5) Hasil
Bagian hasil berisi (a) pemaparan hasil riset dengan menggunakan uraian kalimat, gambar, tabel atau grafik, dan sejenisnya, (b) jika menggunakan pendekatan kuantitatif, harus diberikan bukti-bukti dalam bentuk angka atau statistik. Jika menggunakan pendekatan kualitatif, perlu didukung pendapat ahli dan teori.
6) Referensi
Bagian referensi berisi daftar pustaka yang sesuai dan terbaru, kecuali untuk teori induk. Aturan penulisan daftar pustaka sesuai kaidah yang berlaku.
7) Format
Karya ilmiah menggunakan format atau sistematika baku dalam tulisan ilmiah.
8) Kutipan
Di dalam karya ilmiah digunakan kutipan yang sesuai untuk mendukung masalah yang sedang dikaji.

I. Cara Penulisan Daftar Pustaka
Cara menuliskan daftar pustaka sebagai berikut.
1) nama pengarang ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik,
2) tahun penerbitan,
3) judul, termasuk subjudul,
4) tempat penerbitan, dan
5) nama penerbit.
Contoh penulisan rujukan dari buku
Strunk, W., Jr. and E.B. White. 1979. The Elements of Style (3rd ed.). New York: Mac.Millan.
Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: Dari Pilihan Satu-satunya ke Satu-satunya Asas. Malang: FPIPS IKIP MALANG.
Contoh rujukan dari koran
Jawa Pos. 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri. IV. 02. 22 Juni. Hlm. 3.
Contoh rujukan dari dokumen pemerintah
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: Diperbanyak oleh PT Armas Duta Jaya.
Contoh rujukan dari lembaga atas nama lembaga
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Contoh rujukan makalah
Huda, N. 1991. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal. Makalah disajikan dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan XIV, Pusat Penelitian IKIP MALANG, Malang, 12 Juli.
Karim, Z. 1987. Tatakota di Negara-negara Berkembang. Makalah disajikan dalam Seminar Tatakota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September.
Contoh 19 Rujukan dari internet
Damono, Sapardi Djoko. 2005. Sastra di Televisi. http://www.pikiran-rakyat. com (Diunduh 15 Maret 2006).
Tanpa Pengarang. 2005. Di Mana Anak Harus Belajar? http://www.eartschool.com (Diunduh 5 Juli 2005).

MENGANALISIS LAPORAN PERJALANAN

GUNUNG SARI, sebuah laporan perjalanan

Perjalanan hari minggu kemarin , komunitas SXC2 berencana untuk menjelajahi kawasan Gunung Sari, Serang. Kawasan ini merupakan salah satu dataran tinggi yang berada di Kabupaten Serang, Banten. Trek yang akan ditempuh melalui Sepang, Cimoyan, Tanjung Ilir, Tanjung Udik, Gunung Sari, Cilowong, dan kembali ke Serang.
Bikers yang berpartisipasi minggu ini tidak terlalu banyak, hanya 11 orang. Kita absen ya, Bos Dono, Agus Chelski, Chiem, Mars the strongest, Pak Agung, Om Dwi Si Koneng, Mr. Su Bandi, Omiyan, Pak Bambang a.k.a Bos Dono Sr., Kusnaen & myself. Namun, sedikitnya jumlah ini tidak mengurangi antusiasme kami melahap tantangan trek yang akan muncul.

Perjalanan dimulai sekitar jam 07 dengan meeting point seperti biasa, yaitu halaman KPP Serang. Jalur Serang-Sepang tidak terlalu istimewa karena masih di dalam kawasan kota Serang dengan kondisi jalan aspal. Namun, selepas Sepang, bikers mulai disuguhi dengan tanjakan yang cukup membuat kami bernafas melalui mulut dan lutut gemetar. Pit stop pertama di pos ronda Desa Cimoyan. Penduduk di sana mengingatkan bahwa jalanan buntu, hanya jalan setapak. Nah… justru itu yang kami cari.

Selepas Cimoyan, karakteristik trek yang dilalui berupa jalan berbatu-batu yang licin dengan variasi lumpur tebal dan genangan air dan semakin licin karena malam sebelumnya kawasan ini diguyur hujan dengan intensitas cukup lebat. Banyak bikers yang terjebak di tengah-tengah lumpur sehingga terpaksa harus menurunkan kaki ke dalam genangan air dan lumpur. Kotor deh semua sepatu.

Tiba di puncak Desa Cimoyan, jalan buntu. Tetapi bikers tidak kehabisan akal karena perjalanan bisa dilakukan melewati kebun milik orang. Permisi Pak… bikers mau lewat.
Jalur menurun yang licin dan sempit dengan kemiringan hampir 60deg membuat para bikers tidak mungkin menaiki sepeda mereka. Semuanya MTB. Bukannya Mountain Bike, tapi Mari Tuntun Bersama. Tiba di dasar bukit, dilanjutkan dengan melewati pematang sawah yang beberapa minggu lagi siap dipanen. Si koneng yang menjadi forerider sempat terjungkal ke sawah tapi dengan penuh tekad bangun kembali dan menggenjot lagi di pematang. Trek kembali dirajai tanjakan dengan kemiringan tidak kalah curam dengan turunan di bukit tadi. Semua anggota MTB lagi. Tiba di puncak, itulah Desa Tanjung Ilir, para bikers menemukan sumber kehidupan, yaitu warung yang menjual kopi, teh manis, dan gorengan tahu. Alhamdulillah, setelah perut diisi, tenaga menjadi segar lagi. Pit stop kedua.

Perjalanan dilanjutkan ke arah Desa Tanjung Udik dengan karakteristik trek menanjak berbatu-batu licin sebesar kepala orang. Tentu saja ini sedikit menyulitkan para bikers untuk menggenjot sepedanya. Sampai-sampai di satu tanjakan, ada truk yang bannya selip. Sopir dan teman-temannya memblokir jalan dan meminta kami untuk membantu mendorong mobil. Bukannya gak mau menolong, lha wong tenaga buat ngedorong sepeda aja dihemat-hemat. Apalagi kalau harus ngedorong truk di jalan yang tanjakannya curam sekaligus licin.

Selama perjalanan, banyak hal menarik yang ditemui oleh para bikers. Para penduduk desa sangat ramah manyapa kami sekaligus mengajak mampir ke rumah-rumah mereka yang sangat sederhana. Suatu pemandangan yang jarang kita lihat di kota. Mainan anak-anak mereka juga sederhana. Bola terbuat dari plastik dan mobil-mobilan terbuat dari botol bekas oli yang dipotong-potong sehingga membentuk mobil dengan ban terbuat dari potongan sendal. Bandingkan dengan mainan teman-temannya di kota, Playstation, komputer. Walaupun begitu, mereka tetap bermain dengan ceria. Kesederhanaan berjalan seiring dengan kebahahagiaan.

Akhirnya, para bikers tiba juga di Gunung Sari. Jalur ini merupakan pertemuan antara jalan dari Desa Tanjung Udik dengan jalan raya Serang-Gunung Sari. Teman-teman yang biasa menggunakan jalur alternatif dari Serang ke Anyer melalui Gunung Sari, Panenjoan, mungkin sudah tidak asing lagi dengan jalan ini. Para bikers beristirahat lagi di pit stop ketiga ini. Sayang seksi tofografi gak ikut, jadinya gak ada GPS record untuk ketinggian maupun jarak tempuh kali ini.

Setelah semua segar kembali, perjalanan dilanjutkan kembali ke arah Serang melalui TPA Cilowong, Tempat Pembuangan Akhir sampah yang baunya gak sedap euy… Sebetulnya pemandangan pada saat turun sangat bagus. Kita bisa melihat pantai Banten lama dari sana. Tapi itulah, baunya menusuk hidung.
Oleh karena kondisi tarmac yang relatif bagus dengan turunan yang panjang, para bikers menggenjot sprint sepeda mereka. Namun, saya belum tahu berapa kecepatan maksimal yang didapat saat itu. Sepedaku gak dipasang speedometer euy. Mungkin bikers yang lain bisa membantu?

Alhamdulillah, perjalanan via Kampung Soyog tidak terasa berat karena jalan didominasi turunan sampai dengan perempatan Brimob, Serang. Beberapa bikers mampir ke pit stop terakhir di warung dekat Markas Brimob Serang untuk hidangan berikutnya. Saya sih, langsung belok kanan, pulang ke rumah, tiba sekitar jam 11. Terhitung cepat mengingat tingkat kesulitan dan jarak yang kami tempuh.

Alhamdulillah. Akhirnya, sampai jumpa pada perjalanan berikutnya.

TUGAS:
1. Analisis laporan tersebut berdasarkan unsur 5 W 1 H!
2. Bagaimana pendapat kamu tentang laporan tersebut! Jelaskan alasanmu dalam 1 paragraf!

TENTUKAN UNSUR 5W 1 H

Batik Indonesia Dipamerkan di Athena
London (ANTARA) – Pameran Batik bertema “Sebuah Perjalanan Menuju Jantung Seni dan Budaya” digelar Wali Kota Maroussi dan Kepala Pusat Kebudayaan Maroussi mengundang perhatian warga Yunani yang mengawali kegiatan musim panas setiap tahun di Kota Athena .
Wali Kota Moroussi Giorgios Patoulis dalam sambutan pembukaan pameran yang dihadiri Duta Besar RI untuk Republik Yunani, Ahmad Rusdi, merasa bangga atas pameran barang kerajinan dan seni Indonesia maupun Yunani yang dilakukan di wilayahnya, ujar Sekretaris Kedua KBRI Athena Widya Sinedu kepada Antara London, Selasa.
Hal ini merupakan bentuk kegiatan nyata dari jajarannya yang telah melibatkan warga di Athena untuk mengikuti kursus seni terapan.
Wali Kota Giorgios juga menyampaikan apresiasinya dan penghargaan kepada KBRI Athena yang mendukung suksesnya pameran ini, sehingga acara ini dari tahun ke tahun baik dari segi kreatifitas tampilan barang maupun pesertanya terus meningkat.
Pameran yang diadakan dari tanggal 6 Juni hingga 9 Juni mendatang dikunjungi murid, orang tua, pejabat dan warga setempat dengan memamerkan puluhan hasil karya kombinasi tehnik membatik dan seni terapan kontemporer khas Yunani.
Pameran Batik dalam karya seni terapan merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan secara rutin dengan menampilkan bahan-bahan daur ulang yang disulap menjadi karya seni yang indah.
Duta Besar Ahmad Rusdi, yang merupakan diplomat karier dan putra pengrajin batik asal daerah pesisir Pekalongan merasa kagum dan bangga atas keahlian Ms. Eleni Grafakou, mantan peserta Program Dharmasiswa tahun 2006-2007, yang berhasil mempelajari tehnik membatik di Indonesia selama setahun.
Ms. Eleni Grafakou mendirikan Sekolah Seni bersama orang tuanya yang diikuti ratusan murid dari berbagai usia di Pusat Kursus Seni Terapan di wilayah Maroussi, Athena.
Di hadapan 300 undangan Dubes Ahmad Rusdi secara spontan menyampaikan penghargaan dan sekaligus mengundang Eleni Grafakou, untuk mengunjungi Indonesia kembali dan sekaligus diharapkan dapat menghadiri Kongres Internasional Batik yang diadakan di Jakarta pada akhir tahun .
Pada kesempatan tersebut Dubes menawarkan program Dharmasiswa bagi para undangan yang hadir untuk dapat memanfaatkan kesempatan belajar seni, tari dan bahasa di Indonesia.
Ia juga mempromosikan kekayaan dan keindahan obyek wisata Indonesia yang sangat menarik dan menakjubkan serta mengajak warga Yunani untuk berkunjung dan melihat Indonesia secara langsung.
Pada kesempatan pameran ini, batik hasil karya Ms. Eleni Grafakou beserta murid-muridnya berupa hiasan dinding, taplak meja, pakaian jadi seperti blouse dan kaos, syal, serta selendang dengan berbagai warna warni yang umumnya bermotif orang, gambar binatang dan ikan serta bernuansa motif kontemporer ditampilkan dengan menarik menarik perhatian pengunjung.
Tampilnya batik di pameran ini juga mendominasi sudut-sudut aula Pusat Kebudayaan Maroussi yang telah disulap menjadi ruang pameran kesenian yang dipadukan dengan hasil karya seni murid lainnya berupa perhiasan, pernak-pernik serta dekorasi untuk rumah tangga dan perkantoran.
Pameran batik yang diprakarsai Ms. Eleni Grafakou dengan mendapat fasilitas dari Walikota Marousi dan didukung KBRI Athena merupakan wujud dan jalinan hubungan yang lebih nyata.
Kegiatan kerja sama seperti ini diharapkan dapat meningkatkan persahabatan antara Indonesia-Yunani dalam bidang Kesenian dan Kebudayaan, sehingga melalui pameran tersebut warga setempat dapat mengenal Indonesia secara lebih dekat.
Beberapa undangan yang hadir pada acara pembukaan tersebut menyatakan pernah berkunjung ke Indonesia dan secara langsung menyampaikan kekaguman atas keragaman seni dan budaya Indonesia, adat istiadat hingga keramahan penduduknya.
Upaya Perwakilan RI di luar negeri dalam meningkatkan citra positif Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan seni dan budaya di Yunani terus dilakukan, tidak hanya dengan mempromosikan batik sebagai warisan dunia non-benda yang telah diakui oleh UNESCO, tetapi juga mengenalkan cara mempraktekan ataupun tehnik membatik dengan mendatangkan pengrajin dari Pekalongan.
Pada April lalu, KBRI Athena menyelenggarakan Batik Workshop di Athens School of Fine Arts, diikuti siswa dari Universitas dan kepada Women International Club di Athena, Yunani yang diikuti isteri Duta Besar dan pejabat serta seniman setempat dengan mendapat dukungan Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI.

CERPEN “REMIDI”

BINGKISAN KATA ANAKKU
( Hendri Ingin Seperti Awan )

Betapa terkejutnya aku sore itu, sepulang dari bekerja aku telah dibuat kesal oleh anak semata wayangku, Ira.. Bagaimana tidak, piring-piring yang telah pecah berserakan. Belum lagi nasi didalam panci yang tumpah, berceceran kemana-mana.
“Ya ampun, Ira! Apa yang telah kau perbuat??” bentakku padanya. Ia hanya diam saja, terkejut. Dan sedikit demi sedikit bulir-bulir kecil menetes dari matanya yang mungil.
Sudah sering sekali anakku yang berumur tujuh tahun itu membuatku kesal. Dari piring yang selalu dipecahkannya, pakaian dalam lemari yang diobrak abrik, dan sampah berupa kertas yang selalu berserakan takkala aku pulang kerumah sehabis bekerja. Jika sudah terlanjur kesal seperti itu, maka tanpa panjang lebar lagi kutarik Ia lalu kupukuli tangan dan pantatnya. Sedangkan Ia hanya merengek dan mengerang, tanpa berteriak minta tolong. Bukan karena Ia tak mau minta tolong, tapi karena anakku itu memang tak bisa berbicara.
Ibu dan ayahku terhenyak ketika mengetahui aku telah hamil tiga bulan diluar nikah. Aku telah dihamili oleh kekasihku sendiri, tapi bukannya Ia bertanggung jawab malah pergi meninggalkanku tanpa rasa belas kasihan sama sekali. Ibu dan Ayah lama-lama tak tahan menanggung aib keluarga yang telah ku bawa kerumah. Akhirnya mereka tak mau lagi menganggapku anak lagi. Mereka lantas mengusirku dari rumah. Hatiku sangat perih kala itu. Ku kutuk-kutuk anak haram yang saat itu tengah ku kandung. Dari situlah semua kebencianku berasal.
Paska pengusiranku dari rumah, akupun tinggal di sebuah kos kecil yang biaya pembayarannya ku dapatkan dari hasil upah mencuci baju. Dan selama masa kehamilanku, seringkali aku berusaha menggugurkan kandunganku itu. Aku tak mau anak haram ini lahir kedunia.Berbagai cara ku lakukan, dari minum obat-obatan sampai terkadang aku memukul-mukul perutku sendiri. Perlu diketahui, para tetanggaku tak ada yang tau kalau aku mengandung anak diluar nikah. Karena aku katakana kepada mereka bahwa ayahnya mati takkala usia kehamilanku berumur tiga bulan. Sekuat apapun aku mencoba menggugurkan kandunganku, ternyata Tuhan punya rencana lain. Anak ini tetap lahir kedunia. Tetapi keadaannya sungguh diluar dugaanku, kaki kanannya lebih pendek dibandingkan kaki kirinya. Ternyata anakku terlahir dalam keadaan cacat.
Aku malu mempunyai anak haram yang cacat. Walaupun para tetanggaku tak ada yang tau, tetap saja aku merasa jijik dengan anak itu. Namun, aku terpaksa tetap membesarkannya dengan susah payah. Perkembangan anakku terasa normal-normal saja hingga suatu saat ku ketahui ada satu hal yang terasa ganjil. Selain kaki kanannya yang tumbuh secara tidak normal, ternyata saat anak-anak seusianya telah lancar berbicara anakku bahkan tak bias menyebutkan satu katapun. Sejak saat itu aku tau, ternyata selain cacat anakku juga bisu. Entahlah, terkadang ada sebuah penyesalan karena telah melahirkannya. Lebih baik kubunuh saja Ia setelah ku melahirkannya.
Saat umurnya menginjak enam tahun. Ira kumasukkan ke salah satu sekolah dasar di kota ini. Walaupun prestasinya tidak terlalu buruk disekolah tapi aku tetap tak bisa menerimanya sebagai anakku. Mungkin aku terlalu trauma dan benci dengan masa laluku. Bagaimana tidak, karena anak haram inilah aku di usir dari rumah, karena anak cacat inilah hidupku menderita seperti ini. Hingga aku harus banting tulang hanya untuk menghidupi seorang anak yang cacat dan bisu. Bahkan aku terlalu malu untuk datang ke sekolahnya setiap ada pertemuan antara guru dan orang tua.
Seperti biasa,pada jam empat sore aku pulang dari rutinitas pekerjaanku. Berharap sesampai dirumah bisa menemukan ketenangan, tapi aku tak percaya dengan apa yang kulihat. Kamar mandi telah digenangi oleh air yang berasal dari keran yang mungkin lupa ditutup oleh Ira.

“Ira. Apa-apaan ini?” Aku berteriak sekeras mungkin. Lalu ku cari Ia didalam kamar, ternyata kamar kosong. Ku cari Ia dibelakang rumah, tetap nihil.
“Ira. Dimana kamu?!?!” Aku berteriak lebih kencang lagi, tapi tak kunjung Ia menampakkan diri. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari kerumah tetangga. Dan ternyata benar, Ia sedang bermain disana. Tanpa panjang lebar lagi, ku tarik tangannya dengan paksa. Aku tak peduli lagi dengan tatapan mata para tetangga. Kesabaranku benar-benar habis kali ini. Sesampai dirumah, kupukul ia, puas memukul langsung kumasukkan dirinya kedalam kamar mandi yang tentu saja masih tergenang air. Anakku itu mencoba berontak, tapi tenaganya yang kecil itu tak seberapa menghadapi iblis yang telah merasuk dipikiranku. Kulihat Ia hanya merengek dan meronta. Seandainya Ia bisa bebicara, mungkin saja Ia akan berteriak minta tolong atau bahkan mengumpat dan mengutuk-ngutuk aku yang kejam ini.
Setelah puas melampiaskan kemarahanku padanya. Akupun terkulai ditempat tidurku, entah capek karena habis marah atau memang capek karena baru saja pulang bekerja akupun tertidur. Sekitar pukul enam tiga puluh aku baru terbangun.
“Ya ampun. Aku belum sempat beres-beres.” Segera aku beranjak dari tempat tidur dan mulai berberes-beres. Baru kali inilahrumahku yang tampak paling berantakan. Dapur kotor,diruang tamu berhamburan banyak sekali kertas yang berasal dari buku tulis anakku yang dengan susah payah aku beli, tapi dengan mudahnya Ia mencoret-coret lalu membuangnya begitu saja. Kupunguti kertas itu satu persatu sambil bibirku menggerutu berkepanjangan. Tapi timbul rasa penasaranku akan apa yang dicoretkan oleh anakku di kertas-kertas itu. Akupun lalu membuka salah satu dari kertas yang kupungut. Dan aku tak percaya dengan yang ku lihat dan kubaca. Sebuah tulisan acak-acakkan dari seorang anak sekolah dasar yang cacat dan bisu.
Bunda,Ira minta maaf kalau selama ini Ira nakal
Ira juga minta maaf,udah buat bunda kecewa dengan keadaan Ira
Tapi bunda,tolong jangan pukuli Ira,Ira janji nggak akan nakal dan akan nurut sama bunda
Bunda,Ira ingin sekali berbicara pada bunda
Tapi setiap bibir Ira mau Ira buka, rasanya seluruh kepala Ira jadi sakit
Bunda, jika Tuhan mengizinkan Ira dapat berbicara
Ira ingin sekali mengatakan pada bunda
Betapa Ira sangat sayang pada bunda
Tiba-tiba seperti ada sekat yang mencekat di kerongkonganku setelah membaca tulisan itu. Rasanya seperti ada benalu berduri yang menjalari hati. Entahlah, sungai air mata pun tak terbendung menjadikannya sebuah air terjun yang membasahi pipi.
“Ira, dimana Ira?” Aku tersadar dan segera mencarinya. Aku baru teringat, beberapa jam yang lalu aku mengurungnya di dalam kamar mandi.
“Ira!!!” Aku menjerit, hingga tetangga berhamburan, kaget menghampiri rumahku. Aku terkulai lemas dikamar mandi melihat anak semata wayangku tak sadarkan diri. Wajahnya begitu pucat, tubuhnya pun sangat dingin. Kini aku baru menyadari, bahwa perbuatanku kepadanya sangatlah keji. Ku sadar, semua yang terjadi ini tak ada hubunganya dengan Ira, apalagi sampai menyalahkannya. Dan ada satu hal yang kini aku percayai. Mungkin Ia memang cacat, mungkin Ia memang bisu. Tapi aku percaya, Ia mampu untuk berbicara. Berbicara dengan hatinya. Bukan hanya satu kata, melainkan beribu kata.
Sesampainya dirumah sakit, Ira langsung di bawa ke ruang unit gawat darurat. Aku menunggu di luar. Detik demi detik berlalu menjadi menit, menitpun berlari menuju jam. Hingga akhirnya pintu ruangan itu terbuka, seorang dokter keluar.
“Bagaimana dok keadaan anak saya,Ira baik-baik saja kan?” Aku memburu pertanyaan kepada sang dokter, air mata terus membanjiri kedua pipiku. Tapi sang dokter tetap diam.
“Dok, apa yang terjadi?Tolong jawab dok!” ku getar-getarkan bahu sang dokter, berharap sang dokter memberikan jawaban yang mampu menenangkan kegelisahanku. Sang dokter hanya mendesah dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Aku lemas tak berdaya. Air mata semakin tumpah membanjiri pipi.
“Maafkan bunda,Ira.” lalu semua tampak gelap bagiku. ***
Aku terbangun dari tidurku, namun ketika membuka mata aku sadar aku tak berada di dalam kamarku. Ini hanya sebuah ruangan kecil dengan pintu berterali. Entah, sudah berapa tahun aku menginap disini. Aku sudah tak bisa lagi mengingat tanggal, bulan, apalagi tahun. Yang ku tau, waktu itu terasa sangat lama. Seoran wanita berpakaian seperti seorang suster atau perawat lalu membuka terali yang mengurungku dan menarikku keluar dari ruangan itu. Kulihat banyak sekali orang-orang yang berperilaku aneh disini. Ada yang bergoyang-goyang sendiri, ada yang diam bagai patung, dan ada yang berteriak-teriak tak jelas. Dan aku sadar, kini akupun menjadi salah satu bagian dari mereka.

SISWA YANG REMIDI

Tentukan sinopsis cerpen berjudul “Bingkisan Kata Annakku” dan menentukan unsur 5 W 1 H pada berita berjudul “Batik Indonesia Dipamerkan di Athena”. Dikirim melalui komentar di blog.

Kelas VIIIA : David, Felicia, Wahid, dan Vicky (mengerjakan keduanya)

Alfa, Ayndri, Dimas, Haikal, Miftakhul, Prabanadya, Tabita, Harimurti (menentukan unsur 5W 1H)

Kelas VIIIB : Alan, Merline, Lutfi, Jagratara, Kurniawan, Khabib, Mellisa, Pauline, dan Zakaria (mengerjakan keduanya)

Ilham, Jovita, Bagir, Rahmadika, Izza, dan Syaema (menentukan 5W 1H)

Contoh Teks Pidato

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang terhormat Dewan Juri lomba pidato.
Teman-teman dan hadirin yang berbahagia.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini pada acara lomba pidato memperingati Hari lahir Pancasila.
Hadirin yang berbahagia.
Pancasila yang dirumuskan oleh Ir. Sukarno pada 1 Juni 1945 merupakan hasil kristalisasi dari pemikirannya sejak tahun 1926. Pada saat itu beliau menulis buku yang berjudul Nasionalisme, Islam dan Marzisme. Dari sinilah Sukarno mengembangkan pemikirannya hingga 1940-an. Ketika Sukarno menguraikan pandangannya tentang Pancasila pada 1 Juni 1945 di depan PPKI, beliau menyatakan bahwa Pancasila beliau gali dari kehidupan bangsa Indonesia yang sudah berabad lamanya.
Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama dengan bangsa Indonesia sejak dahulu. Perkembangan Pancasila pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua tahap. Pertama, tahap perkembangan sebagai nilai yang mampu menggerakkan perjuangan bangsa dari zaman ke zaman. Dalam perkembangan ini, Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Kedua, perkembangan Pancasila yang telah memiliki sifat formal, yaitu semenjak disahkan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945, nilai Pancasila tercantum dalam pembukaannya.
Dewan juri dan hadirin yang berbahagia.
Di tiap sila pancasila memiliki nilai-nilai yang dapat dijadikan panutan setiap warga negara Indonesia. Namun, dengan masuknya berbagai pengaruh terutama budaya barat mengakibatkan lunturnya pengamalan Pancasila khususnya generasi muda.
Sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa” berlambang bintang emas. Di dalamnya mengandung beberapa nilai antara lain (1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Selain itu, terkandung pula nilai “Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antarpemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan yang Maha Esa”. Apakah kita sudah mengamalkan nilai-nilai tersebut? Seharusnya itulah yang dilakukan oleh kita warga negara Indonesia. Namun, kenyataannya kita melihat banyak bukti akan lunturnya rasa toleransi antarpemeluk agama.
Sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”, berlambang rantai emas. Di dalamnya terkandung nilai untuk mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya”. Namun, hal ini pun mulai memudar dari kehidupan rakyat Indonesia. Ironisnya, banyak para penegak hukum yang meninggalkan nilai sila kedua tersebut. Contohnya, pada kasus, pencurian buah coklat di suatu daerah. Korbannya, diganjar dengan hukuman pidana 5 tahun penjara, sementara untuk kasus koruptor yang menyelewengkan milyaran bahkan trilyunan uang negara hanya dihukum dengan hukuman yang ringan dengan fasilitas yang mewah, leluasa keluar masuk penjara sesuka hati. Bahkan, ada yang dibiarkan jalan-jalan ke luar negeri di saat masa tahanannya belum usai.
Sila ketiga, “Persatuan Indonesia” berlambang pohon beringin. Salah satu nilai pada sila ketiga adalah “Memelihara ketertiban dunia, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Namun faktanya, di beberapa daerah terjadi perkelahian antar pelajar, pertikaian antar warga desa yang sebenarnya hanya dipicu oleh masalah sepele. Akibatnya berpuluh-puluh korban cidera bahkan meninggal. Contoh tersebut menunjukkan masyarakat telah meninggalkan pengamalan sila yang ketiga.
Sila keempat yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan”. Sila ini dilambangkan dengan kepala banteng. Nilai sila keempat antara lain “Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah” dan “Dengan iktikat baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah”. Namun, kita sering melihat beberapa peristiwa yang meninggalkan nilai tersebut. Kasus pemilihan ketua PSSI adalah salah satu contohnya. Banyak anggota yang tidak menerima dan menghormati keputusan sebagai hasil musyawarah. Mereka beradu mulut, debat kusir, tarik urat untuk memaksakan kehendak. Inikah jiwa kebersamaan dan jiwa kekeluargaan di Indonesia sekarang? Tentu saja bukan. Karena seharusnya, keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

Sila kelima yaitu “Keadilan Sosial bagi Seluruh rakyat Indonesia” dilambangkan padi dan kapas. Nilai yang terkandung pada sila kelima antara lain suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri, tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain, dan tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. Apakah nilai-nilai tersebut dapat kita temui pada setiap warga negara Indonesia? Nyatanya, kita justru lebih mudah menemukan orang-orang yang menggunakan kekayaannya untuk kepentingannya sendiri bukan untuk menolong orang lain. Mereka pun cenderung bergaya hidup mewah dan boros.
Hadirin yang berbahagia,
Mari kita kembali membangun masyarakat yang sadar dan peduli akan pentingnya persatuan dan kesatuan, masyarakat yang peduli akan nasionalisme. Mari kita bergandeng tangan demi masa depan bangsa dan negara. Jangan lagi terjadi pertikaian, permusuhan dan perkelaian.
Dewan juri dan hadirin yang berbahagia.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bangsa Indonesia ke depan dapat kembali bangkit, menjadi negara yang kokoh, negara yang maju dan dihormati di dunia internasional. Bangkit generasi muda. Majulah demi bangsa dan negara. Pertahankan negara kesatuan Republik Indonesai. Menjadi tanggunganmu terhadap nusa, menjadi tanggunganmu terhadap nusa…
Sekian, terima kasih dan mohon maaf apabila terdapat tutur kata serta tingkah laku yang kurang berkenan.
Wasalamualaikum Wr. Wb.

TUGAS MINGGU PERTAMA BULAN MEI 2011

PULANG KAMPUNG
Oleh: Fachma Al-Kumayi

Sudah tujuh tahun aku tidak pulang, Aku rindu kampung halaman, mencium lagi semerbaknya bunga hutan, melihat rimbunnya semak di belakang rumah, ramainya kicau burung liar setiap bangun pagi, semuanya membangkitkan ingatanku kembali. Di belakang rumah panggung yang menjadi cirri khas rumah Kalimantan ada anak sungai yang mengalir deras dan dingin. Warna air kali kecil ini berwarna oranye kecoklatan seperti air teh. Hal ini terjadi karena pengaruh endapan serasah dan akar kayu-kayu hutan tropis di sebellah hulu sana.

Ketika musim hujan tiba, anak sungai ini meluap deras. Bersama teman-teman lain aku bersenang-senang menikmati alam: terjun bebas dari tebing pasir terjal menyebur ke sungai yang dalam. Lalu dengan sepotong papan, kami menghanyutkan diri, menggiring arus yang deras kearah hilir sungai. Hiruk pikuk bersama lima atau enam rombongan anak-anak membiarkan arus membawa kami beriringan (konvoi) sehingga berkilo-kilo jaraknya. Kami mandi mengobok-obok air.

Rombongan ini jadi mirip berang-berang, dengan badan mengkilap dan mata merah bertengah-tengah hari, berenang hilir mudik. Permainan itu terkadang bubar begitu saja tanpa membilas diri dengan sabun. Suatu waktu permainan dapat juga terganggu dan kocar-kacir karena kami melihat ular lombok menyebrang di tengah-tengah rombongan renang. Kami lari ketakutan kalau-kalau ular itu berbalik menyerang.

Setelah mandi karena di seberang sungai masih hutan lebat terkadang sekawan Lutung merah (Hilobatus klosii) terlihat bertongkrongan diatas pepohonan dengan jarak 200 hingga 300 meter di depan kami. Karena mitos yang beredar dikalangan bocah–anak-anak– Kalimantan, makhluk ini sangat tidak senang menggoda anak yang menggunakan pakaian mirip mereka. Tiba tiba Ijul –dalah seorang teman kami berteriak-teriak “Oii….kelasii ini nah si Abui, pakai baju bawarna merah…!”*) anak-anak itu berteriak sekuatnya dengan akrab, menyapa monyet-monyet yang ternyata di lindungi itu.

Setelah itu aku melihat jerat burung terkukur, kalau-kalau jebakan yang kami pasang kemaren telah kena di masuki oleh burung. Jerat-jerat ituu kami letakkan di tengah kebun atau pinggiran sungai yang berpasir. Kalau hujan telah usai biasanya jenis-jenis burung ini sering turun ketanah untuk mendapatkan makanan. Jebakan yangn kami buat untuk makhluk bersayap itu sangat sederhana, terbuat dari kayu dan tali dengan jerat dan sebilah tonggak lurus yang di lenturkan.

Lalu dalam lingkaran tali jerat tersebut ditabur padi atau beras di tengah-tengahnya. Setelah itu kami membuat kamuflase disekitar jebakan itu sedemikian rapi dengan dedaunan hingga mirip jebakan ala Mc Giver. Bila burung mendarat, karena melihat makanan dan menginjak jerat itu maka kayu terlentur setengah lingkaran tadi akan bergerak sontak dan menjerat kaki burung.

Pulang melongok jerat dengan pakaian seadanya biasanya kami melewati rumah bibi yang menanam buah-buahan seperti kedondong, jambu dan mangga. Tanpa permisi seperti kebiasaan nakalnya anak-anak memanjat pohon-pohon itu diam-diam atau menyasar buah-buah itu dengan ketepel. Tentu saja acara itu bisa bubar ketika bibi yang ada di rumahnya dikagetkan oleh hiruk pikuk anak-anak atau peluru ketapel yang jatuh diatas genting rumah, menyebabkan saudara ibu kandung ini mengomel.
***
Pulang kampung. Tempat-tempat bermain masa kecil itu sudah hilang. Ladang dibelakang rumah dan hutannya sudah tidak ada lagi. Lahan itu kini sudah di tumbuhi rumah penduduk. Kantor kelurahan lama yang tadinya terletak di kawasan pasar, kini di pindahkan tidak jauh dari belakang rumah kami. “Ini adalah merupakan kantor kelurahan baru yang dipindahkan untuk mengantisipasi keseimbangan pertumbuhan perumahan dan penduduk,” kata Pak Lurah berteori. Sungai pun terlihat tidak berair lagi, karena hutan sumber air telah dibabat habis di sebelah hulu sana.

Sepuluh tahun yang lalu, lebih kurang sepuluh kilometer dari rumah kami biasa kutemukan sumber air yang masih sangat asli di pinggir hutan. Anak sungai ini memang dangkal, namun merupakan anak sungai kecil selebar 3 meter yang berasal dari bawah hutan. Air yang keluar dari hutan ini bermuara pada anak sungai yang biasa kami pakai untuk mandi. Maka air yang keluar langsung dari arah hutan tersebut sangat dingin layaknya keluar dari dalam kulkas sedangkan yang berada di muaranya sungai agak lebar mengalir hangat. Kami menyebut lokasi itu dengan sungai Asap, karena sungai itu dingin dan terkadang berembun seperti asap.

Beberapa meter dari lokasi sungai tersebut, terdapat rumah terbuat dari kayu ulin tempat meletakkan hasil sadapan karet. Kini rumah itupun sudah roboh. Kolam ikan dengan penghuni berjenis-jenis ikan liar yang terletak di samping bangunan itupun telah hilang teruruk. Hanya tinggal kenangan. Begitupun monyet merah yang suka menakut-nakuti anak-anak waktu kami masih kecil kini tidak pernah tampil di pohon-pohon itu lagi. Mereka pergi untuk selamanya sejalan dengan penggusuran habitat mereka. Sekeliling rumah kami sudah tidak ada lagi hutan tempat mereka menggantungkan hidup mencari buah-buahan dan dedaunan yang layak di santap.

Aku coba memandang lurus ke arah jalan yang dulu penuh rumput dan semak. Kutatap sebuah bukit kecil yang setiap hari kudaki karena harus berjalan kaki menuju sekolah SMPku. Jaraknya hanya dua setengah kilo. Dulu jalan ini penuh semak, licin berlumpur dengan tanah merah ketika hujan. Kini jalan itu sudah beraspal licin. Semakpun tidak pernah muncul lagi.
Dari sekian kenangan yang masih utuh hanya beberapa pohon rambutan yang masih tumbuh dibelakang rumah kami. Ada lagi, langit biru kampungku yang masih belum lagi tercemar. Elang Bondol yang masih suka meliuk-liuk di udara melakukan manuver-manuver melihat-lihat anak ayam kampung yang lengah untuk di sambar tiba-tiba, masih kujumpai ketika aku pulang kemaren.***

*) hei lutung ini nih Abui (nama orang) pakai baju warna merah mirip kamu.
(Cerpen ini pernah dimuat pada Harian Pelita, Th 2003)

TUGAS:
1. Tulis sinopsis cerpen tersebut!
2. Tentukan unsure intrisnsik cerpen yang meliputi:
a. Tema
b. Amanat
c. Alur
d. Setting
e. Sudut pandang
f. Tokoh dan penokonan

(TUGAS SINOPSIS HARUS DIKIRIM HARI SELASA UNTUK KELAS VIIIA, HARI RABU UNTUK KELAS VIIIB, TUGAS UNSUR INTRINSIK DIKIRM PALING LAMBAT HARI KAMIS UNTUK KELAS VIIIA DAN HARI JUMAT UNTUK KELAS VIIIB)

POLA KALIMAT

POLA KALIMAT

Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat terdiri dari berbagai unsur seperti subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Sebuah kalimat dikatakan sempurna bila memiliki minimal dua unsur, yaitu subyek dan predikat.

* Unsur Kalimat…
1. Subjek (S)
• Disebut juga pokok kalimat, karena merupakan unsur inti suatu kalimat.
• Umumnya berupa kata benda (KB) atau kata lain yang dibendakan.
• Merupakan jawaban dari pertanyaan “Siapa” atau “Apa”.
• Contoh :
o Roy adalah seorang aktor dan penyanyi.
o Junior adalah boyband favoritku.
o Buku itu dibeli oleh Kibum.
2. Predikat (P)
• Unsur inti pada kalimat yang berfungsi menjelaskan subyek.
• Biasanya berupa kata kerja (KK) atau kata sifat (KS).
• Merupakan jawaban dari pertanyaan “Mengapa” dan “Bagaimana”.
• Contoh :
o Yesua menyanyi dengan merdu.
o Hany memasak nasi goreng.
o Lita membaca majalah.
3. Objek (O)
• Keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat.
• Biasanya terletak di belakang predikat.
• Dalam kalimat pasif, objek akan menempati posisi subyek.
• Ada dua macam objek, yaitu :
o Objek Penderita : kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kelompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subyek.
Makna objek penderita :
1. Penderita
Contoh : Kuya mencoret-coret tembok.
2. Penerima
Contoh : Ela memakai baju Hera.
3. Tempat
Contoh : Junior datang ke Indonesia.
4. Alat
Contoh : Prapto melempar bola ke Shindu.
5. Hasil
Contoh : Dona mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.
Objek Penyerta : objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.
Makna objek penyerta :
1. Penderita.
Contoh : Sungmin memberikan Sungjin komputer baru.
2. Hasil.
Contoh : Ryeowook membelikan orangtuanya rumah.

4. Keterangan (K)
• Hubungannya dengan predikat renggang.
• Posisinya dapat di awal, tengah, ataupun akhir kalimat.
• Terdiri dari beberapa jenis :
o Keterangan Tempat
 Hangeng akan konser di Singapore.
o Keterangan Alat
 Dalam drama itu, Kyuhyun memukul Shindong dengan panci.
o Keterangan Waktu
 Shinee akan kembali ke Korea pukul 11 malam.
o Keterangan Tujuan
 Kita harus rajin berolahraga agar sehat.
o Keterangan Cara
 Mereka memperhatikan koreo dengan seksama.
o Keterangan Penyerta
 Eunhyuk pergi bersama Donghae.
o Keterangan Similatif
 Yesung memberikan arahan kepada pemain sebagai pelatih.
o Keterangan Sebab
 Dia sangat sukses sekarang karena giat bekerja.
5. Pelengkap (Pel.)
• Terletak di belakang predikat.
• Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subyek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
• Contoh :
o Kibum memberikanku novel bagus.
o Hangeng menghadiahkan orangtuanya restoran baru.
o Mahkota itu bertahtakan mutiara.

Pola Kalimat Tunggal:
Berdasarkan pola dasarnya, Badudu (1990: 32) mengungkapkan pola :
1. S-P
Kitie tidur.
2. S-P-O
Shilla makan gorengan.
3. S-P-Pel
Cincinnya bertahtakan berlian.
4. S-P-K
JB konser di Tokyo Dome.
5. S-P-O-Pel
Yesua menamai kura-kuranya Domba.
6. S-P-O-Pel-K
Setiap pagi Hani membuatkan semua member nasi goreng.
7. S-P-O-K
Ela minum susu strawberry setiap hari.
8. S-P-Pel-K.
Semua member sedih ketika Kangin masuk militer.

SOAL GUPRES PROVINSI JATENG 2010

SOAL TES TERTULIS GURU BERPRESTASI 2010

1. Ketika bermaksud mengembangkan kepribadian siswa dalam bentuk sikap dan perilaku yang baik, teori belajar manakah yang Saudara terapkan? Humanisme, behaviorisme, atau konstruktivisme?
2. Bagaimana guru harus bersikap untuk menghadapi peserta didik yang memiliki kecerdasan berbeda-beda (multiple intelegensi) dalam pembelajaran? Jelaskan!
3. Untuk melakukan “assesment autentik”, guru perlu menerapkan penilaian proses dan penilaian hasil belajar. Bagaimana Saudara melakukan penilaian proses dan penilaian hasil belajar untuk mata pelajaran yang Saudara ampu selama ini? Jelaskan!
4. Buat pengembangan materi ajar sesuai KD yang Saudara ajarkan!
5. Benarkah PTK dapat meningkatkan kompetensi profesional guru? Tunjukkan dengan pengalaman saudara!
6. Kemajuan ICT sangat potensial mendukung peningkatan kompetensi guru dan kualitas pembelajaran di sekolah. Bagaimana dampak penggunaan ICT terhadap profesionalitas dan kualitas pembelajaran Saudara. Buktikan dengan pengalaman Saudara!
7. Apa yang Saudara lakukan jika ada siswa yang menyatakan bahwa apa yang saudara sampaikan tidak benar atau salah?
8. Bagaimana Saudara menyikapi tuntutan kompetensi guru yang harus mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mengasikkan bagi siswa sementara Saudara juga dihadapkan pada permasalahan dan problem rumah tangga yang cukup berat.
9. Sikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik dan sejawat. Contohkan!
10. Apa substansi isi Permendiknas no 16 tahun 2007 dan apa implikasinya terhadap tugas dan tanggung jawab Saudara sebagai guru.